What's New Here?

^^Selamat datang di peroja14.blogspot.com^^>>>>>>>>^^<<<<< Terima kasih atas kunjungan Anda di blog kami >>>>>>>> peroja14.blogspot.com >>
Showing posts with label Edukasi. Show all posts
Showing posts with label Edukasi. Show all posts

cara mudah membuat link untuk ms. word ,, pdf,, foto

Pada suatu keadaan diman kita dituntut untuk membuat link foto, ms. word exel atau bentuk pdf. Kadang kita harus bagaimana? tenang sob berikut caranya begitu simpel (tidak bermaksud menggurui agan-agan yang sudah mahir) tapi lebih ke pengalaman pribadi disaat kebutuhan itu datang. ok sob tidak usah banyak bicara .. kita mulai aja 

Langkah-langkahnya 

1. siapkan file yang akan kita buat linknya

2.  masuk ke situs https://id.imgbb.com/ semuanya gratis tis...

3. star upload ikuti langkah-langkah yang ada disitus

4. copy linknya

ini contoh link yang sudah jadi https://ibb.co/XSkyNX3

sudah jadi link yang kita butuhkan,,,,

Nah demikian cara buat linknya cukup simpelkan,,,, smoga bermanfaat

Salam.....

cara mudah membuat link untuk ms. word ,, pdf,, foto

Posted by litelinfo

Pada suatu keadaan diman kita dituntut untuk membuat link foto, ms. word exel atau bentuk pdf. Kadang kita harus bagaimana? tenang sob berikut caranya begitu simpel (tidak bermaksud menggurui agan-agan yang sudah mahir) tapi lebih ke pengalaman pribadi disaat kebutuhan itu datang. ok sob tidak usah banyak bicara .. kita mulai aja 

Langkah-langkahnya 

1. siapkan file yang akan kita buat linknya

2.  masuk ke situs https://id.imgbb.com/ semuanya gratis tis...

3. star upload ikuti langkah-langkah yang ada disitus

4. copy linknya

ini contoh link yang sudah jadi https://ibb.co/XSkyNX3

sudah jadi link yang kita butuhkan,,,,

Nah demikian cara buat linknya cukup simpelkan,,,, smoga bermanfaat

Salam.....

Persentase Penugasan Terstruktur dan Mandiri untuk SD/MI/SDLB


Persentase Penugasan Terstruktur dan Mandiri untuk SD/MI/SDLB

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, yang ditetapkan tanggal 23 Mei 2006, khususnya Bab III mengenai Beban Belajar. Dalam bab tersebut dijelaskan bahwa satuan pendidikan SD (termasuk MI dan SDLB) melaksanakan program pendidikan menggunakan sistem paket, bukan sistem kredit semester.

Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran, yang dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB :
1)    untuk kelas 1 s.d. 3 jumlah jam pembelajaran (jjm) yaitu antara 29 s.d. 32, dan
2)    untuk kelas 4 s.d. 6  jumlah jam pembelajaran (jjm) yaitu 34

Penugasan Terstruktur (PT), atau ada yang menyebut Tugas Terstruktur (TT), adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik”

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), atau disebut juga Tugas Mandiri Tidak Terstruktur (TMTT), adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
”Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik”.

Adapun waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB adalah: maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Untuk menghitung berapa lama waktu maksimal untuk menyelesaikan tugas, kita harus melihat jumlah jam tatap muka untuk mata pelajaran terkait.

Contoh:
Jumlah jam pelajaran (JP) Matematika per minggu adalah 5 JP, maka total waktunya tatap muka adalah 5 x 35 menit = 175 menit. Waktu maksimal untuk penyelesaian penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah 40% x 175 menit = 70 menit.

Itu untuk penugasan dalam satu minggu.

Apabila mau dirinci lagi alokasi waktu antara PT dan KMTT maka rinciannya sebagai berikut :
1). 60% (dari 40% kali total JP) untuk PT
*Cara menghitungnya :
60% x 40% x 5 JP = 60% x 40% x (5 x 35 menit) = 60% x (40% x 175 menit) = 60% x 70 menit = 42 menit.
Dengan demikian, waktu maksimal untuk penyelesaian tugas (PT) pada contoh di atas adalah 60% x 70 menit = 42 menit.

2). 40% (dari 40% dari total JP) untuk KMTT.
*Cara menghitungnya :
40% x 40% x 5 JP = 40% x 40% x (5 x 35 menit) = 40% x (40% x 175 menit) = 40% x 70 menit = 28 menit.
Dengan demikian, waktu maksimal untuk penyelesaian tugas (KMTT) pada contoh di atas adalah 40% x 70 menit = 28 menit.

Jadi, kalau untuk tugas/PR harian siswa dapat menyelesaikan dalam waktu maksimal kurang dari satu jam tentunya masih sesuai.

Yang menjadi pertimbangan bukan sedikit atau banyaknya tugas melainkan pada waktu yang digunakan oleh siswa untuk menyelesaikan tugas, ini tentunya bervariasi antara siswa cepat belajar dengan siswa lambat belajar.

Demikian sekilas tentang Persentase Penugasan Terstrukturdan Mandiri untuk SD/MI/SDLB, semoga bermanfaat

Persentase Penugasan Terstruktur dan Mandiri untuk SD/MI/SDLB

Posted by litelinfo


Persentase Penugasan Terstruktur dan Mandiri untuk SD/MI/SDLB

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, yang ditetapkan tanggal 23 Mei 2006, khususnya Bab III mengenai Beban Belajar. Dalam bab tersebut dijelaskan bahwa satuan pendidikan SD (termasuk MI dan SDLB) melaksanakan program pendidikan menggunakan sistem paket, bukan sistem kredit semester.

Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran, yang dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB :
1)    untuk kelas 1 s.d. 3 jumlah jam pembelajaran (jjm) yaitu antara 29 s.d. 32, dan
2)    untuk kelas 4 s.d. 6  jumlah jam pembelajaran (jjm) yaitu 34

Penugasan Terstruktur (PT), atau ada yang menyebut Tugas Terstruktur (TT), adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik”

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), atau disebut juga Tugas Mandiri Tidak Terstruktur (TMTT), adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
”Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik”.

Adapun waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB adalah: maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Untuk menghitung berapa lama waktu maksimal untuk menyelesaikan tugas, kita harus melihat jumlah jam tatap muka untuk mata pelajaran terkait.

Contoh:
Jumlah jam pelajaran (JP) Matematika per minggu adalah 5 JP, maka total waktunya tatap muka adalah 5 x 35 menit = 175 menit. Waktu maksimal untuk penyelesaian penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah 40% x 175 menit = 70 menit.

Itu untuk penugasan dalam satu minggu.

Apabila mau dirinci lagi alokasi waktu antara PT dan KMTT maka rinciannya sebagai berikut :
1). 60% (dari 40% kali total JP) untuk PT
*Cara menghitungnya :
60% x 40% x 5 JP = 60% x 40% x (5 x 35 menit) = 60% x (40% x 175 menit) = 60% x 70 menit = 42 menit.
Dengan demikian, waktu maksimal untuk penyelesaian tugas (PT) pada contoh di atas adalah 60% x 70 menit = 42 menit.

2). 40% (dari 40% dari total JP) untuk KMTT.
*Cara menghitungnya :
40% x 40% x 5 JP = 40% x 40% x (5 x 35 menit) = 40% x (40% x 175 menit) = 40% x 70 menit = 28 menit.
Dengan demikian, waktu maksimal untuk penyelesaian tugas (KMTT) pada contoh di atas adalah 40% x 70 menit = 28 menit.

Jadi, kalau untuk tugas/PR harian siswa dapat menyelesaikan dalam waktu maksimal kurang dari satu jam tentunya masih sesuai.

Yang menjadi pertimbangan bukan sedikit atau banyaknya tugas melainkan pada waktu yang digunakan oleh siswa untuk menyelesaikan tugas, ini tentunya bervariasi antara siswa cepat belajar dengan siswa lambat belajar.

Demikian sekilas tentang Persentase Penugasan Terstrukturdan Mandiri untuk SD/MI/SDLB, semoga bermanfaat

Bagaimana membuat soal yang baik dan benar?


Cara membuat soal yang baik dan benar
Soal nomor berapa dapat dijawab dengan benar?  Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat menjawab dengan benar? Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah atau soal terlalu sulit? Pertanyaan  tersebut berkaitan erat dengan aspek penilaian yang menjadi salah satu bagian penting dalam tugas keseharian seorang pengajar. Penilaian  memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dengan demikan penilaian juga diartikan sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.

 Tes akan berarti apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh karenanya, perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang penting. Tanpa perencanaan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia, bahkan mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan.
 Setidaknya ada 6 (enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes:
1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara keseluruhan. Biasanya bidang studi dibagi menjadi beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahsan/sub pokok bahasan tersebut.
 2. Tipe tes yang akan digunakan Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu:
(1) esei,
(2) objektif, dan
(3) problem matematik.
Anggapan yang muncul terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya dalam mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau kesalahpahaman. Soal esei yang baik akan dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur oleh soal obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes yang akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia pada penyusun tes daripada kemampuan peserta tes atau aspek yang ingin diukur.
 3. Aspek yang akan diuji Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau yang lazim diberi simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih berorientasi pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah soal untuk tiga level berikutnya yang bersifat pengembangan lebih lanjut.
 4. Format butir soal
Ada berbagai format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif:
(1) benar salah (true false),
(2) menjodohkan (matching), dan
(3) pilihan ganda (multiple choice)
b. Tes esei:
(1) pertanyaan uraian terbuka dan uraian tertutup,
(2) jawaban singkat (short answer), dan
(3) isian (completion/fill in)
Perbedaan antara format butir soal tersebut tidak terletak pada efektivitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes kurang menguasai materi yang diteskan). 3 5. Jumlah butir soal Jumlah butir soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan representasi isi bidang studi yang diteskan; semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan semakin tinggi reliabilitasnya.
Dari segi jumlah, tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus direncanakan:
(a) jumlah keseluruhan,
(b) jumlah untuk setiap pokok bahasan/topik,
(c) jumlah untuk setiap format,
(d) jumlah untuk setiap kategori tingkat kesulitan,
(e) jumlah untuk setiap aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas yang dituntut dalam tes, serta waktu ujian diadakan.
 6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik sekitar 0,50. Selain itu, tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes (untuk seleksi, diagnostik,formatif, sumatif). Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk mengerjakan seluruh butir soal.
Selain dari poin-poin yang disebutkan di atas, dalam perencanaan tes, kita juga memerlukan beberapa pertimbangan lain:
(1) apakah akan menggunakan open book atau closed book,
(2) apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,
(3) apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak, dan
(4) bagaimana mode penyajian tes. Hal-hal yang harus diperhatikan secara umum dalam pengembangan tes :
1. Kinerja yang akan diukur merupakan aktivitas yang berharga
2. Penilaian kinerja bermanfaat sebagai pengalaman berharga
3. Pernyataan tujuan dan sasaran harus jelas dan berhubungan dengan keluaran yang terukur dari kinerja
4. Penilaian tidak mengukur variable eksogen dan yang tidak diinginkan
5. Gunakan bahasa yang tepat, tidak sensitif dan dapat diterima oleh segala pihak.
6. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang memiliki dualisme respon.
7. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang multirespon
8. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengharuskan peserta tes merecall kembali pengetahuannya yang sudah lama.
9. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan jawaban
10. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan lepada munculnya perpecahan atau konflik 11. Usahakan panjang kalimat tidak lebih dari 20 kata atau satu baris (Horst, 1968, Oppenheim, 1986 via Uma Sekaran, 1992)
12. Berikanlah pengantar tes atau petunjuk pengerjaan tes
13. Setiap item hanya memiliki satu skill yang akan diukur
14. Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.

PENGEMBANGAN TES OBJEKTIF
Dalam rangka pembahasan tentang Analisis Iteman ini, maka jenis soal yang akan kita bahas lebih lanjut adalah soal objektif. Soal objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan, baik oleh secara langsung oleh manusia maupun dengan memanfaatkan teknologi terbaru, yaitu mesin scanner. Secara umum, soal tes objektif dibedakan menjadi:
1. Tipe benar-salah (true false item)
2. Tipe menjodohkan (matching)
3. Tipe pilihan ganda (multiple choice)  Pilihan ganda biasaØ  Pilihan ganda analisis hubungan antar halØ  Pilihan ganda analisis kasusØ  Pilihan ganda kompleksØ  Pilihan gandaØ yang menggunakan diagram, grafik, tabel dan gambar.

PENGEMBANGAN TES BENAR SALAH (TRUE FALSE ITEM)
a) Pengertian Butir soal benar salah adalah butir soal yang terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban, yaitu menyatakan apakah jawaban itu benar/salah, setuju/tidak setujuu, baik/tidak baik, atau alternatif jawaban lain yang bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.
b) Tes model ini cocok untuk  Pemahaman pada level pengetahuan,  Mengevaluasi pemahaman siswa tentang miskonsepsi yang umum,  Konsep dengan dua respon logis
 c) Keunggulan 
§  Mudah dikonstruksi
§  Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan
§  Mudah diskor
§  Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang
§ berkaitan dengan ingatan.  Digunakan untuk mengetes reaksi sebab akibat, atau miskonsepsi yang terjadi.
§  Siswa dapat menjawab 3 – 4 soal per menit
 d) Keterbatasan  Mendorong peserta untuk menebak jawaban. Siswa memiliki kemungkinan
§ menjawab benar atau salah 50% dengan cara menebak  Sulit mengembangkan soal yang betul-betul objektif
§  Pernyataan yang ambigu mengakibatkan kesulitan dalam menjawab dan
§ menilai  Meminta respon peserta yang berbentuk penilaian absolute
§  Terlalu menekankan pada ingatan
§  Soal terlalu mudah sehingga siswa kadang hanya menebak jawaban walaupun
§ tidak memahami isinya  Sulit membedakan siswa yang memahami materi dengan yang tidak
§ memahami materi  Membutuhkan banyak item untuk mendapatkan reliabilitas yang tinggi
 e) Tips menulis butir soal benar salah  Setiap butir soal harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna, tidak menanyakan yang remeh/trivial. 6  Setiap butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat  Kunci jawaban yang ditentukan haruslah benar  Butir soal yang baik haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar dengan baik.  Pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.  Rumusannya tidak meragukan sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah  Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal dan jawaban meyakinkan. f) Pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu soal  Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah) sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar).  Susunlah kalimat soal sedemikian rupa sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah.  Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan.  Pernyataan yang menggunakan kata “semua, selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah), sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci jawaban B (benar).  Pergunakan rujukan untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai rujukan untuk senarai butir soal.  Jangan membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu akuntansi. B / S  Gunakan kata-kata pasti atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan sebagainya.  Hindari kecenderungan penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila pendek.

PENGEMBANGAN TIPE TES MENJODOHKAN (MATCHING)
a) Pengertian Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom; kolom pertama merupakan pokok soal (premis), sedangkan kolom kedua merupakan kolom jawaban. Tugas peserta tes adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan pernyataan yang ada di kolom jawaban. b) Keunggulan  Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.  Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung.  Mudah dikonstruksi.  Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diujikan.  Mudah diskor. c) Keterbatasan Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan. Untuk menghindari kelemahan ini, maka konstruksi soal butir ini harus disiapkan secara hati-hati. d) Konstruksi soal menjodohkan  Pernyataan di bawah kolom pertama dan di bawah kolom kedua, masingmasing haruslah terdiri dari kelompok yang homogen.  Pernyataan di bawah kolom kedua harus lebih banyak dari pernyataan dibawah kelompok pertama.

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE ITEM)
a) Pengertian Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua, biasanya berkisar antara 4 atau 5 alternatif jawaban. Ada dua bagian dalam tiap butir soal, yaitu bagian pernyataan/pertanyaan dan bagian pilihan/alternatif jawaban.
b) Tes model ini cocok untuk : Level aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
c) Jenis pertanyaan atau pernyataan : Jawablah dengan benar Lengkapilah kalimat 8 Pilihlah jawaban paling tepat
d) Keunggulan Dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur setiap level tujuan instruksional, mulai yang paling sederhana sampai paling kompleks. Dapat menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak sehingga penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas dan dapat mencakup hampir seluruh cakupan bidang studi. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dilakukan secara objektif. Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran secara sekaligus. Jumlah opsi jawaban yang disediakan lebih dari dua (empat atau lima) sehingga mengurangi kesempatan bagi peserta tes untuk menebak. Memungkinkan dilakukannya analisis butir soal secara baik dengan melakukan uji coba terlebih dahulu. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diberikan lebih bervariasi terutama bila butir soal memiliki homogenitas yang tinggi. Lebih fleksibel digunakan untuk menilai hasil belajar: kemampuan, aplikasi, analisis, síntesis, dan evaluasi. Siswa minimum menulis.
e) Keterbatasan Sulit mengkonstruk item tes yang baik.
Terdapat kecenderungan butir soal hanya menguji/mengukur aspek ingatan. Sulit membuat pengecoh atau alternative jawaban yang baik. Waktu lebih banyak dibutuhkan apabila opsi semakin banyak Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat soal pilihan ganda Opsi yang ditampilkan secara otomatis dapat mengurangi jumlah soal yang dapat dibuat. Semakin terbiasa seseorang dengan tes tipe pilihan ganda semakin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang lebih baik.
f) Tips menulis tes pilihan ganda Setiap item memiliki satu aspek kemampuan yang akan diukur Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal. 9 Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan. Hindari rumusan kata yang berlebihan Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana. Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau berlebihan. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar. Usahakan jawaban yang benar dan pengecoh dibuat mirip baik dari sisi gramatikal maupun konsep teorinya. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah. Hindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang benar. Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang benar di atas benar” atau ”tidak satupun yang di atas benar” Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan. Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negatif, maka kata negatif tersebut sebaiknya digarisbawahi/ditulis tebal. Hindari menggunakan pernyataan atau pertanyaan double negatives. Misalnya “tidak tidak setuju” Tempatkan pilihan jawaban benar secara random. (hindari jawaban A yang biasanya lebih sering daripada jawaban lain) Usahakan setiap item tes tidak saling tergantung atau berhubungan dengan item tes lain. Buatlah setiap alternatif jawaban pada baris berbeda, dengan spasi atau gunakan huruf atau angka untuk memilah setiap alternatif jawaban. Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu yang terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.

Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) atau Pedoman Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) dilihat dari Aspek Konstruksi
 Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator:
Siswa dapat menunjukkan   bentuk   badan   usaha  sesuai  dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
Contoh 1
Badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
 Kunci :  D
Penjelasan:
Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator karena pada contoh yang ditanyakan tentang bentuk badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, sedangkan indikator menuntut soal tentang bentuk badan usaha yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1.
 Contoh sesuai dengan indikator.
Bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci:  D

Pilihan jawaban harus homogen dan logis
Contoh soal 1
Kekuasaan yang tertinggi di dalam badan usaha koperasi terletak pada
A. Pengurus
B. Anggaran dasar
C. Pemerintah
D. Rapat anggota
 Kunci:  D
Penjelasan:
Contoh soal di atas, pilihan jawaban C tidak homogen dari segi materi, yang ditanyakan mengenai koperasi, sedangkan pilihan jawaban tersebut tidak berhubungan dengan koperasi secara langsung.
 Contoh soal 2
Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi terletak pada ..
A. pengurus
B. ketua koperasi
C. penyandang dana
D. rapat anggota
Kunci: D

Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar
Contoh soal 1
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kertas dan logam
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C..mengatur dan mengawasi bank
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
 Kunci: A
Penjelasan
Pilihan jawaban yang benar untuk soal di atas lebih dari satu yaitu A dan C.
 Contoh soal yang baik
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kartal
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C. memberikan kredit pada masyarakat
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A

    Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
 Contoh soal 1
Yang termasuk kebutuhan manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
 Kunci: A
Penjelasan:
Permasalahan yang dinyatakan pada rumusan pokok soal di atas tidak jelas, sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang benar.
 Contoh soal 2
Yang termasuk kebutuhan pokok manusia adalah … .
A.   pakaian
B.   buku
C.   televisi
D.   sepeda
Kunci: A

    Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban
Contoh soal 1
Rotan yang diubah bentuknya di dalam industri menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
 Kunci: A
Penjelasan:
Pokok soal pada contoh soal di atas memberi petunjuk pada pilihan jawaban yang benar, yaitu frase “yang diubah bentuknya”
 Contoh soal 2
Rotan di dalam dunia industri menciptakan kegunaan … .
A.   bentuk
B.   waktu
C.   tempat
D.   milik
Kunci: A

Pokok soal tidak menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda
Contoh soal 1
Semua kegiatan ekonomi tidak akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai tanpa …
A. hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. menggunakan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
 Kunci: C
Penjelasan:
Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda (tidak - tanpa; bukan - kecuali dan sejenisnya) dapat membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
 Contoh soal 2
Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai dengan cara
A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. penggunaan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
    
    Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu, disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau secara kronologis.
Contoh soal 1
Tn. Amir mendepositokan uang sebesar Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18% selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima oleh TN. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp155.000,00
B. Rp150.000,00
C. Rp165.000,00
D. Rp160.000,00
 Penjelasan:
Pilihan jawaban pada contoh soal di atas tidak berurutan. Pilihan jawaban dalam bentuk angka yang diurutkan akan mempermudah siswa dalam menemukan angka yang dimaksud.
 Contoh soal 2
Tn. Amir mendepositokan uangnya sebesar Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18 % selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima oleh Tn. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp150.000,00
B. Rp155.000,00
C. Rp160.000,00
D. Rp165.000,00

    Gambar/Grafis/Tabel dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Contoh soal yang kurang baik.
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat kedua termasuk …
A. gabungan koperasi
B. pusat koperasi
C. koperasi primer
D. koperasi induk
 Kunci: B
Penjelasan :
Bagan tersebut tidak jelas karena tidak di lengkapi dengan nomor tingkatan. Sebaliknya tanpa digambarkan tabel tersebut, siswa dapat memperkirakan tingkatan ke 2 adalah koperasi primer sehingga besar tersebut tidak berfungsi.
  Contoh soal 2
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat ke dua atau angka 4 termasuk … .
A. Gabungan koperasi
B. Pusat koperasi
C. Koperasi primer
D. Koperasi induk
Kunci: B

     Butir soal jangan bergantung pada soal sebelumnya.
Contoh soal yang kurang baik.
Seorang ayah membagi sejumlah uang kepada kedua anaknya. Anak pertama mendapatkan 60 % yaitu sebesar Rp 360.000,00. Bagian yang diterima anak kedua adalah … .
A. Rp 540.000,00
B. Rp 480.000,00
C. Rp 450.000,00
D. Rp 240.000,00
 Kunci: D
Berdasarkan soal di atas, 20 % dar jumlah uang yang diterima anaka kedua di sumbangkan kepada yayasan yatim piatu. Jumlah yang disumbangkan adalah … .
A. Rp 108.000,00
B. Rp 96.000,00
C. Rp 90.000,00
D. Rp 48.000,00
Kunci: D
 Penjelasan:
Apabila siswa salah dalam menjawab soal pertama, maka kemungkinan salah pula dalam menjawab soal ke 2. Dengan demikian anak dirugikan karena akan kesalahan dalam menjawab soal sebelumnya.

Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu kesatuan. Bila memungkinakan letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Contoh soal yang kurang baik.
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara… .
A. menentukan harga pokok
B. menentukan harga pasar
C. menentukan harga maksimum
D. menentukan harga keseimbangan
 Kunci: C
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena pada pilihan jawaban terdapat kata/frase yang berulang-ulang. Hal ini akan menyita sebagian waktu yang disediakan.
 Contoh soal yang baik
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara menentukan … .
A. harga pokok
B. harga pasar
C. harga maksimum
D. harga keseimbangan

      Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Contoh soal yang kurang baik.
Yang sekarang berlaku Undang-undang koperasi adalah … .
UU No. 25/1992
UU No. 15/1992
UU No. 12/1992
UU No. 7/1992
 Kunci: A
Penjelasan:
Rumusan soal pada soal di atas tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
 Contoh soal yang baik.
Undang-undang koperasi yang berlaku sekarang ini adalah … .
A, UU No. 25/1992
B. UU No. 15/1992
C. UU No. 12/1992
D. UU No. 7/1992
 Kunci: A
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Demikian cara membuat soal yang baik dan benar, semoga bermanfaat.....

Bagaimana membuat soal yang baik dan benar?

Posted by litelinfo


Cara membuat soal yang baik dan benar
Soal nomor berapa dapat dijawab dengan benar?  Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat menjawab dengan benar? Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah atau soal terlalu sulit? Pertanyaan  tersebut berkaitan erat dengan aspek penilaian yang menjadi salah satu bagian penting dalam tugas keseharian seorang pengajar. Penilaian  memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dengan demikan penilaian juga diartikan sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.

 Tes akan berarti apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan penting dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh karenanya, perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang penting. Tanpa perencanaan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia, bahkan mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan.
 Setidaknya ada 6 (enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes:
1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara keseluruhan. Biasanya bidang studi dibagi menjadi beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahsan/sub pokok bahasan tersebut.
 2. Tipe tes yang akan digunakan Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu:
(1) esei,
(2) objektif, dan
(3) problem matematik.
Anggapan yang muncul terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya dalam mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau kesalahpahaman. Soal esei yang baik akan dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur oleh soal obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes yang akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia pada penyusun tes daripada kemampuan peserta tes atau aspek yang ingin diukur.
 3. Aspek yang akan diuji Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau yang lazim diberi simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih berorientasi pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah soal untuk tiga level berikutnya yang bersifat pengembangan lebih lanjut.
 4. Format butir soal
Ada berbagai format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif:
(1) benar salah (true false),
(2) menjodohkan (matching), dan
(3) pilihan ganda (multiple choice)
b. Tes esei:
(1) pertanyaan uraian terbuka dan uraian tertutup,
(2) jawaban singkat (short answer), dan
(3) isian (completion/fill in)
Perbedaan antara format butir soal tersebut tidak terletak pada efektivitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes kurang menguasai materi yang diteskan). 3 5. Jumlah butir soal Jumlah butir soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan representasi isi bidang studi yang diteskan; semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan semakin tinggi reliabilitasnya.
Dari segi jumlah, tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus direncanakan:
(a) jumlah keseluruhan,
(b) jumlah untuk setiap pokok bahasan/topik,
(c) jumlah untuk setiap format,
(d) jumlah untuk setiap kategori tingkat kesulitan,
(e) jumlah untuk setiap aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas yang dituntut dalam tes, serta waktu ujian diadakan.
 6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik sekitar 0,50. Selain itu, tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes (untuk seleksi, diagnostik,formatif, sumatif). Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk mengerjakan seluruh butir soal.
Selain dari poin-poin yang disebutkan di atas, dalam perencanaan tes, kita juga memerlukan beberapa pertimbangan lain:
(1) apakah akan menggunakan open book atau closed book,
(2) apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,
(3) apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak, dan
(4) bagaimana mode penyajian tes. Hal-hal yang harus diperhatikan secara umum dalam pengembangan tes :
1. Kinerja yang akan diukur merupakan aktivitas yang berharga
2. Penilaian kinerja bermanfaat sebagai pengalaman berharga
3. Pernyataan tujuan dan sasaran harus jelas dan berhubungan dengan keluaran yang terukur dari kinerja
4. Penilaian tidak mengukur variable eksogen dan yang tidak diinginkan
5. Gunakan bahasa yang tepat, tidak sensitif dan dapat diterima oleh segala pihak.
6. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang memiliki dualisme respon.
7. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang multirespon
8. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengharuskan peserta tes merecall kembali pengetahuannya yang sudah lama.
9. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan jawaban
10. Hindari pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan lepada munculnya perpecahan atau konflik 11. Usahakan panjang kalimat tidak lebih dari 20 kata atau satu baris (Horst, 1968, Oppenheim, 1986 via Uma Sekaran, 1992)
12. Berikanlah pengantar tes atau petunjuk pengerjaan tes
13. Setiap item hanya memiliki satu skill yang akan diukur
14. Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.

PENGEMBANGAN TES OBJEKTIF
Dalam rangka pembahasan tentang Analisis Iteman ini, maka jenis soal yang akan kita bahas lebih lanjut adalah soal objektif. Soal objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan, baik oleh secara langsung oleh manusia maupun dengan memanfaatkan teknologi terbaru, yaitu mesin scanner. Secara umum, soal tes objektif dibedakan menjadi:
1. Tipe benar-salah (true false item)
2. Tipe menjodohkan (matching)
3. Tipe pilihan ganda (multiple choice)  Pilihan ganda biasaØ  Pilihan ganda analisis hubungan antar halØ  Pilihan ganda analisis kasusØ  Pilihan ganda kompleksØ  Pilihan gandaØ yang menggunakan diagram, grafik, tabel dan gambar.

PENGEMBANGAN TES BENAR SALAH (TRUE FALSE ITEM)
a) Pengertian Butir soal benar salah adalah butir soal yang terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban, yaitu menyatakan apakah jawaban itu benar/salah, setuju/tidak setujuu, baik/tidak baik, atau alternatif jawaban lain yang bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.
b) Tes model ini cocok untuk  Pemahaman pada level pengetahuan,  Mengevaluasi pemahaman siswa tentang miskonsepsi yang umum,  Konsep dengan dua respon logis
 c) Keunggulan 
§  Mudah dikonstruksi
§  Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan
§  Mudah diskor
§  Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang
§ berkaitan dengan ingatan.  Digunakan untuk mengetes reaksi sebab akibat, atau miskonsepsi yang terjadi.
§  Siswa dapat menjawab 3 – 4 soal per menit
 d) Keterbatasan  Mendorong peserta untuk menebak jawaban. Siswa memiliki kemungkinan
§ menjawab benar atau salah 50% dengan cara menebak  Sulit mengembangkan soal yang betul-betul objektif
§  Pernyataan yang ambigu mengakibatkan kesulitan dalam menjawab dan
§ menilai  Meminta respon peserta yang berbentuk penilaian absolute
§  Terlalu menekankan pada ingatan
§  Soal terlalu mudah sehingga siswa kadang hanya menebak jawaban walaupun
§ tidak memahami isinya  Sulit membedakan siswa yang memahami materi dengan yang tidak
§ memahami materi  Membutuhkan banyak item untuk mendapatkan reliabilitas yang tinggi
 e) Tips menulis butir soal benar salah  Setiap butir soal harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna, tidak menanyakan yang remeh/trivial. 6  Setiap butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat  Kunci jawaban yang ditentukan haruslah benar  Butir soal yang baik haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar dengan baik.  Pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.  Rumusannya tidak meragukan sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah  Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal dan jawaban meyakinkan. f) Pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu soal  Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah) sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar).  Susunlah kalimat soal sedemikian rupa sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah.  Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan.  Pernyataan yang menggunakan kata “semua, selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah), sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci jawaban B (benar).  Pergunakan rujukan untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai rujukan untuk senarai butir soal.  Jangan membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu akuntansi. B / S  Gunakan kata-kata pasti atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan sebagainya.  Hindari kecenderungan penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila pendek.

PENGEMBANGAN TIPE TES MENJODOHKAN (MATCHING)
a) Pengertian Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom; kolom pertama merupakan pokok soal (premis), sedangkan kolom kedua merupakan kolom jawaban. Tugas peserta tes adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan pernyataan yang ada di kolom jawaban. b) Keunggulan  Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.  Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung.  Mudah dikonstruksi.  Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diujikan.  Mudah diskor. c) Keterbatasan Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan. Untuk menghindari kelemahan ini, maka konstruksi soal butir ini harus disiapkan secara hati-hati. d) Konstruksi soal menjodohkan  Pernyataan di bawah kolom pertama dan di bawah kolom kedua, masingmasing haruslah terdiri dari kelompok yang homogen.  Pernyataan di bawah kolom kedua harus lebih banyak dari pernyataan dibawah kelompok pertama.

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE ITEM)
a) Pengertian Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua, biasanya berkisar antara 4 atau 5 alternatif jawaban. Ada dua bagian dalam tiap butir soal, yaitu bagian pernyataan/pertanyaan dan bagian pilihan/alternatif jawaban.
b) Tes model ini cocok untuk : Level aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
c) Jenis pertanyaan atau pernyataan : Jawablah dengan benar Lengkapilah kalimat 8 Pilihlah jawaban paling tepat
d) Keunggulan Dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur setiap level tujuan instruksional, mulai yang paling sederhana sampai paling kompleks. Dapat menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak sehingga penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas dan dapat mencakup hampir seluruh cakupan bidang studi. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dilakukan secara objektif. Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran secara sekaligus. Jumlah opsi jawaban yang disediakan lebih dari dua (empat atau lima) sehingga mengurangi kesempatan bagi peserta tes untuk menebak. Memungkinkan dilakukannya analisis butir soal secara baik dengan melakukan uji coba terlebih dahulu. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diberikan lebih bervariasi terutama bila butir soal memiliki homogenitas yang tinggi. Lebih fleksibel digunakan untuk menilai hasil belajar: kemampuan, aplikasi, analisis, síntesis, dan evaluasi. Siswa minimum menulis.
e) Keterbatasan Sulit mengkonstruk item tes yang baik.
Terdapat kecenderungan butir soal hanya menguji/mengukur aspek ingatan. Sulit membuat pengecoh atau alternative jawaban yang baik. Waktu lebih banyak dibutuhkan apabila opsi semakin banyak Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat soal pilihan ganda Opsi yang ditampilkan secara otomatis dapat mengurangi jumlah soal yang dapat dibuat. Semakin terbiasa seseorang dengan tes tipe pilihan ganda semakin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang lebih baik.
f) Tips menulis tes pilihan ganda Setiap item memiliki satu aspek kemampuan yang akan diukur Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal. 9 Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan. Hindari rumusan kata yang berlebihan Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana. Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau berlebihan. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar. Usahakan jawaban yang benar dan pengecoh dibuat mirip baik dari sisi gramatikal maupun konsep teorinya. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah. Hindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang benar. Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang benar di atas benar” atau ”tidak satupun yang di atas benar” Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan. Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negatif, maka kata negatif tersebut sebaiknya digarisbawahi/ditulis tebal. Hindari menggunakan pernyataan atau pertanyaan double negatives. Misalnya “tidak tidak setuju” Tempatkan pilihan jawaban benar secara random. (hindari jawaban A yang biasanya lebih sering daripada jawaban lain) Usahakan setiap item tes tidak saling tergantung atau berhubungan dengan item tes lain. Buatlah setiap alternatif jawaban pada baris berbeda, dengan spasi atau gunakan huruf atau angka untuk memilah setiap alternatif jawaban. Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu yang terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.

Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) atau Pedoman Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) dilihat dari Aspek Konstruksi
 Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator:
Siswa dapat menunjukkan   bentuk   badan   usaha  sesuai  dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
Contoh 1
Badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
 Kunci :  D
Penjelasan:
Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator karena pada contoh yang ditanyakan tentang bentuk badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, sedangkan indikator menuntut soal tentang bentuk badan usaha yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1.
 Contoh sesuai dengan indikator.
Bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci:  D

Pilihan jawaban harus homogen dan logis
Contoh soal 1
Kekuasaan yang tertinggi di dalam badan usaha koperasi terletak pada
A. Pengurus
B. Anggaran dasar
C. Pemerintah
D. Rapat anggota
 Kunci:  D
Penjelasan:
Contoh soal di atas, pilihan jawaban C tidak homogen dari segi materi, yang ditanyakan mengenai koperasi, sedangkan pilihan jawaban tersebut tidak berhubungan dengan koperasi secara langsung.
 Contoh soal 2
Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi terletak pada ..
A. pengurus
B. ketua koperasi
C. penyandang dana
D. rapat anggota
Kunci: D

Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar
Contoh soal 1
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kertas dan logam
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C..mengatur dan mengawasi bank
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
 Kunci: A
Penjelasan
Pilihan jawaban yang benar untuk soal di atas lebih dari satu yaitu A dan C.
 Contoh soal yang baik
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kartal
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C. memberikan kredit pada masyarakat
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A

    Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
 Contoh soal 1
Yang termasuk kebutuhan manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
 Kunci: A
Penjelasan:
Permasalahan yang dinyatakan pada rumusan pokok soal di atas tidak jelas, sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang benar.
 Contoh soal 2
Yang termasuk kebutuhan pokok manusia adalah … .
A.   pakaian
B.   buku
C.   televisi
D.   sepeda
Kunci: A

    Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban
Contoh soal 1
Rotan yang diubah bentuknya di dalam industri menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
 Kunci: A
Penjelasan:
Pokok soal pada contoh soal di atas memberi petunjuk pada pilihan jawaban yang benar, yaitu frase “yang diubah bentuknya”
 Contoh soal 2
Rotan di dalam dunia industri menciptakan kegunaan … .
A.   bentuk
B.   waktu
C.   tempat
D.   milik
Kunci: A

Pokok soal tidak menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda
Contoh soal 1
Semua kegiatan ekonomi tidak akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai tanpa …
A. hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. menggunakan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
 Kunci: C
Penjelasan:
Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda (tidak - tanpa; bukan - kecuali dan sejenisnya) dapat membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
 Contoh soal 2
Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai dengan cara
A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. penggunaan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
    
    Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu, disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau secara kronologis.
Contoh soal 1
Tn. Amir mendepositokan uang sebesar Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18% selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima oleh TN. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp155.000,00
B. Rp150.000,00
C. Rp165.000,00
D. Rp160.000,00
 Penjelasan:
Pilihan jawaban pada contoh soal di atas tidak berurutan. Pilihan jawaban dalam bentuk angka yang diurutkan akan mempermudah siswa dalam menemukan angka yang dimaksud.
 Contoh soal 2
Tn. Amir mendepositokan uangnya sebesar Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18 % selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima oleh Tn. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp150.000,00
B. Rp155.000,00
C. Rp160.000,00
D. Rp165.000,00

    Gambar/Grafis/Tabel dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Contoh soal yang kurang baik.
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat kedua termasuk …
A. gabungan koperasi
B. pusat koperasi
C. koperasi primer
D. koperasi induk
 Kunci: B
Penjelasan :
Bagan tersebut tidak jelas karena tidak di lengkapi dengan nomor tingkatan. Sebaliknya tanpa digambarkan tabel tersebut, siswa dapat memperkirakan tingkatan ke 2 adalah koperasi primer sehingga besar tersebut tidak berfungsi.
  Contoh soal 2
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat ke dua atau angka 4 termasuk … .
A. Gabungan koperasi
B. Pusat koperasi
C. Koperasi primer
D. Koperasi induk
Kunci: B

     Butir soal jangan bergantung pada soal sebelumnya.
Contoh soal yang kurang baik.
Seorang ayah membagi sejumlah uang kepada kedua anaknya. Anak pertama mendapatkan 60 % yaitu sebesar Rp 360.000,00. Bagian yang diterima anak kedua adalah … .
A. Rp 540.000,00
B. Rp 480.000,00
C. Rp 450.000,00
D. Rp 240.000,00
 Kunci: D
Berdasarkan soal di atas, 20 % dar jumlah uang yang diterima anaka kedua di sumbangkan kepada yayasan yatim piatu. Jumlah yang disumbangkan adalah … .
A. Rp 108.000,00
B. Rp 96.000,00
C. Rp 90.000,00
D. Rp 48.000,00
Kunci: D
 Penjelasan:
Apabila siswa salah dalam menjawab soal pertama, maka kemungkinan salah pula dalam menjawab soal ke 2. Dengan demikian anak dirugikan karena akan kesalahan dalam menjawab soal sebelumnya.

Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu kesatuan. Bila memungkinakan letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Contoh soal yang kurang baik.
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara… .
A. menentukan harga pokok
B. menentukan harga pasar
C. menentukan harga maksimum
D. menentukan harga keseimbangan
 Kunci: C
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena pada pilihan jawaban terdapat kata/frase yang berulang-ulang. Hal ini akan menyita sebagian waktu yang disediakan.
 Contoh soal yang baik
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara menentukan … .
A. harga pokok
B. harga pasar
C. harga maksimum
D. harga keseimbangan

      Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Contoh soal yang kurang baik.
Yang sekarang berlaku Undang-undang koperasi adalah … .
UU No. 25/1992
UU No. 15/1992
UU No. 12/1992
UU No. 7/1992
 Kunci: A
Penjelasan:
Rumusan soal pada soal di atas tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
 Contoh soal yang baik.
Undang-undang koperasi yang berlaku sekarang ini adalah … .
A, UU No. 25/1992
B. UU No. 15/1992
C. UU No. 12/1992
D. UU No. 7/1992
 Kunci: A
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Demikian cara membuat soal yang baik dan benar, semoga bermanfaat.....

KATEGORI

Postingan Populer

Postingan Populer

Postingan Populer

Cara Kilat Breadcrumb Terindeks Google

Cara Kilat Breadcrumb Terindeks Google  - Kali ini kita akan membahas cara membuat breadcrumnb segera terindeks google, bahkan blog tak b...

Followers

back to top