Cara membuat soal yang baik dan benar
Soal nomor berapa dapat dijawab dengan benar? Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat
menjawab dengan benar? Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah
atau soal terlalu sulit? Pertanyaan
tersebut berkaitan erat dengan aspek penilaian yang menjadi salah satu
bagian penting dalam tugas keseharian seorang pengajar. Penilaian memberikan nilai tentang kualitas sesuatu.
Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi
lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang bagaimana atau seberapa jauh
sesuatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dengan
demikan penilaian juga diartikan sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil
belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai
alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa
menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur
non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
Tes akan berarti
apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan penting
dan mewakili ranah pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh karenanya,
perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang penting. Tanpa perencanaan
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia,
bahkan mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan.
Setidaknya ada 6
(enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes:
1. Pengambilan
sampel dan pemilihan butir soal Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan
pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya
dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara keseluruhan. Biasanya bidang
studi dibagi menjadi beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada
batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun
hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan pentingnya pokok
bahsan/sub pokok bahasan tersebut.
2. Tipe tes yang
akan digunakan Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu:
(1) esei,
(2) objektif, dan
(3) problem
matematik.
Anggapan yang
muncul terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya dalam
mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau kesalahpahaman. Soal esei yang
baik akan dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur
oleh soal obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes yang
akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia
pada penyusun tes daripada kemampuan peserta tes atau aspek yang ingin diukur.
3. Aspek yang akan
diuji Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau yang lazim diberi
simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih
berorientasi pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang
mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah soal
untuk tiga level berikutnya yang bersifat pengembangan lebih lanjut.
4. Format butir
soal
Ada berbagai
format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif:
(1) benar salah
(true false),
(2) menjodohkan
(matching), dan
(3) pilihan ganda
(multiple choice)
b. Tes esei:
(1) pertanyaan
uraian terbuka dan uraian tertutup,
(2) jawaban
singkat (short answer), dan
(3) isian
(completion/fill in)
Perbedaan antara
format butir soal tersebut tidak terletak pada efektivitasnya mengukur level
kemampuan, tetapi lebih banyak pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes
kurang menguasai materi yang diteskan). 3 5. Jumlah butir soal Jumlah butir
soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan representasi isi bidang studi yang
diteskan; semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan
semakin tinggi reliabilitasnya.
Dari segi jumlah,
tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan
jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus direncanakan:
(a) jumlah keseluruhan,
(b) jumlah untuk
setiap pokok bahasan/topik,
(c) jumlah untuk
setiap format,
(d) jumlah untuk
setiap kategori tingkat kesulitan,
(e) jumlah untuk
setiap aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal
adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas yang dituntut dalam
tes, serta waktu ujian diadakan.
6. Distribusi
tingkat kesukaran butir soal Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan
antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Salah satunya
diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik sekitar 0,50. Selain itu,
tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes (untuk seleksi,
diagnostik,formatif, sumatif). Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki
tingkat kesukaran rendah hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal
dengan tingkat kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk mengerjakan seluruh
butir soal.
Selain dari
poin-poin yang disebutkan di atas, dalam perencanaan tes, kita juga memerlukan
beberapa pertimbangan lain:
(1) apakah akan
menggunakan open book atau closed book,
(2) apakah
frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,
(3) apakah
pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak, dan
(4) bagaimana mode
penyajian tes. Hal-hal yang harus diperhatikan secara umum dalam pengembangan
tes :
1. Kinerja yang
akan diukur merupakan aktivitas yang berharga
2. Penilaian
kinerja bermanfaat sebagai pengalaman berharga
3. Pernyataan
tujuan dan sasaran harus jelas dan berhubungan dengan keluaran yang terukur
dari kinerja
4. Penilaian tidak
mengukur variable eksogen dan yang tidak diinginkan
5. Gunakan bahasa
yang tepat, tidak sensitif dan dapat diterima oleh segala pihak.
6. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang memiliki dualisme respon.
7. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang multirespon
8. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengharuskan peserta tes merecall kembali
pengetahuannya yang sudah lama.
9. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan jawaban
10. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan lepada munculnya perpecahan atau
konflik 11. Usahakan panjang kalimat tidak lebih dari 20 kata atau satu baris
(Horst, 1968, Oppenheim, 1986 via Uma Sekaran, 1992)
12. Berikanlah
pengantar tes atau petunjuk pengerjaan tes
13. Setiap item
hanya memiliki satu skill yang akan diukur
14. Konsultasikan
dengan pakar bahasa dan ilmu terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang
digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.
PENGEMBANGAN TES
OBJEKTIF
Dalam rangka
pembahasan tentang Analisis Iteman ini, maka jenis soal yang akan kita bahas
lebih lanjut adalah soal objektif. Soal objektif adalah butir soal yang telah
mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta
tes. Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah
disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban dapat dilakukan secara
objektif oleh pemeriksa.
Pemeriksaan ini
dapat dilakukan, baik oleh secara langsung oleh manusia maupun dengan
memanfaatkan teknologi terbaru, yaitu mesin scanner. Secara umum, soal tes
objektif dibedakan menjadi:
1. Tipe
benar-salah (true false item)
2. Tipe
menjodohkan (matching)
3. Tipe pilihan
ganda (multiple choice) Pilihan ganda
biasaØ Pilihan ganda analisis
hubungan antar halØ
Pilihan ganda analisis kasusØ Pilihan ganda kompleksØ Pilihan gandaØ yang menggunakan diagram, grafik, tabel dan gambar.
PENGEMBANGAN TES
BENAR SALAH (TRUE FALSE ITEM)
a) Pengertian
Butir soal benar salah adalah butir soal yang terdiri dari pernyataan yang
disertai alternatif jawaban, yaitu menyatakan apakah jawaban itu benar/salah,
setuju/tidak setujuu, baik/tidak baik, atau alternatif jawaban lain yang
bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.
b) Tes model ini
cocok untuk Pemahaman pada level
pengetahuan, Mengevaluasi pemahaman
siswa tentang miskonsepsi yang umum, Konsep dengan dua respon logis
c) Keunggulan
§ Mudah dikonstruksi
§ Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok
bahasan
§ Mudah diskor
§ Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil
belajar langsung terutama yang
§ berkaitan
dengan ingatan. Digunakan untuk mengetes
reaksi sebab akibat, atau miskonsepsi yang terjadi.
§ Siswa dapat menjawab 3 – 4 soal per menit
d)
Keterbatasan Mendorong peserta untuk
menebak jawaban. Siswa memiliki kemungkinan
§ menjawab
benar atau salah 50% dengan cara menebak
Sulit mengembangkan soal yang betul-betul objektif
§ Pernyataan yang ambigu mengakibatkan
kesulitan dalam menjawab dan
§
menilai Meminta respon peserta yang
berbentuk penilaian absolute
§ Terlalu menekankan pada ingatan
§ Soal terlalu mudah sehingga siswa kadang
hanya menebak jawaban walaupun
§ tidak
memahami isinya Sulit membedakan siswa
yang memahami materi dengan yang tidak
§ memahami
materi Membutuhkan banyak item untuk
mendapatkan reliabilitas yang tinggi
e) Tips menulis
butir soal benar salah Setiap butir soal
harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna,
tidak menanyakan yang remeh/trivial. 6 Setiap
butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya
ingat Kunci jawaban yang ditentukan
haruslah benar Butir soal yang baik
haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban
yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak
belajar dengan baik. Pernyataan dalam
butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Rumusannya tidak meragukan
sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa
dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal
dan jawaban meyakinkan. f) Pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu soal Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah)
sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar). Susunlah kalimat soal sedemikian rupa
sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah. Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan
anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan. Pernyataan yang menggunakan kata “semua,
selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah),
sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci
jawaban B (benar). Pergunakan rujukan
untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai
rujukan untuk senarai butir soal. Jangan
membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi
yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu
akuntansi. B / S Gunakan kata-kata pasti
atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata
kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan
sebagainya. Hindari kecenderungan
penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila
pendek.
PENGEMBANGAN TIPE TES MENJODOHKAN (MATCHING)
a) Pengertian
Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom; kolom pertama merupakan
pokok soal (premis), sedangkan kolom kedua merupakan kolom jawaban. Tugas
peserta tes adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan
pernyataan yang ada di kolom jawaban. b) Keunggulan Baik untuk menguji hasil belajar yang
berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan. Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal
baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung. Mudah dikonstruksi. Dapat meliputi seluruh bidang studi yang
diujikan. Mudah diskor. c) Keterbatasan
Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan. Untuk menghindari kelemahan
ini, maka konstruksi soal butir ini harus disiapkan secara hati-hati. d)
Konstruksi soal menjodohkan Pernyataan
di bawah kolom pertama dan di bawah kolom kedua, masingmasing haruslah terdiri
dari kelompok yang homogen. Pernyataan
di bawah kolom kedua harus lebih banyak dari pernyataan dibawah kelompok
pertama.
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE ITEM)
a) Pengertian
Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternatif jawabannya lebih
dari dua, biasanya berkisar antara 4 atau 5 alternatif jawaban. Ada dua bagian
dalam tiap butir soal, yaitu bagian pernyataan/pertanyaan dan bagian
pilihan/alternatif jawaban.
b) Tes model ini
cocok untuk : Level aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
c) Jenis
pertanyaan atau pernyataan : Jawablah dengan benar Lengkapilah kalimat 8
Pilihlah jawaban paling tepat
d) Keunggulan
Dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur setiap level tujuan
instruksional, mulai yang paling sederhana sampai paling kompleks. Dapat
menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak sehingga penarikan sampel pokok
bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas dan dapat mencakup hampir seluruh
cakupan bidang studi. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dilakukan secara
objektif. Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan
peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran secara sekaligus.
Jumlah opsi jawaban yang disediakan lebih dari dua (empat atau lima) sehingga
mengurangi kesempatan bagi peserta tes untuk menebak. Memungkinkan dilakukannya
analisis butir soal secara baik dengan melakukan uji coba terlebih dahulu.
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diberikan lebih bervariasi
terutama bila butir soal memiliki homogenitas yang tinggi. Lebih fleksibel
digunakan untuk menilai hasil belajar: kemampuan, aplikasi, analisis, sÃntesis,
dan evaluasi. Siswa minimum menulis.
e) Keterbatasan
Sulit mengkonstruk item tes yang baik.
Terdapat
kecenderungan butir soal hanya menguji/mengukur aspek ingatan. Sulit membuat
pengecoh atau alternative jawaban yang baik. Waktu lebih banyak dibutuhkan
apabila opsi semakin banyak Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat
soal pilihan ganda Opsi yang ditampilkan secara otomatis dapat mengurangi
jumlah soal yang dapat dibuat. Semakin terbiasa seseorang dengan tes tipe
pilihan ganda semakin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang lebih
baik.
f) Tips menulis
tes pilihan ganda Setiap item memiliki satu aspek kemampuan yang akan diukur
Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal. 9 Hindari
pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan. Hindari rumusan kata yang
berlebihan Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata
atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di
tengah-tengah kalimat. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.
Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau berlebihan.
Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang
benar. Usahakan jawaban yang benar dan pengecoh dibuat mirip baik dari sisi
gramatikal maupun konsep teorinya. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar
selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah. Hindari adanya
petunjuk/indikator pada jawaban yang benar. Hindari menggunakan pilihan yang
berbunyi ”semua yang benar di atas benar” atau ”tidak satupun yang di atas
benar” Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan. Pokok soal diusahakan tidak
menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu. Pokok soal
sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif. Jika terpaksa
menggunakan pernyataan negatif, maka kata negatif tersebut sebaiknya
digarisbawahi/ditulis tebal. Hindari menggunakan pernyataan atau pertanyaan
double negatives. Misalnya “tidak tidak setuju” Tempatkan pilihan jawaban benar
secara random. (hindari jawaban A yang biasanya lebih sering daripada jawaban
lain) Usahakan setiap item tes tidak saling tergantung atau berhubungan dengan
item tes lain. Buatlah setiap alternatif jawaban pada baris berbeda, dengan
spasi atau gunakan huruf atau angka untuk memilah setiap alternatif jawaban.
Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu yang terkait untuk meyakinkan bahwa
bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.
Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) atau Pedoman
Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) dilihat dari Aspek Konstruksi
Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator:
Siswa dapat menunjukkan bentuk
badan usaha sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
Contoh 1
Badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi
adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci : D
Penjelasan:
Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator
karena pada contoh yang ditanyakan tentang bentuk badan usaha yang sesuai
dengan demokrasi ekonomi, sedangkan indikator menuntut soal tentang bentuk
badan usaha yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1.
Contoh sesuai dengan indikator.
Bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan UUD 1945
pasal 33 ayat 1 adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci: D
Pilihan
jawaban harus homogen dan logis
Contoh soal 1
Kekuasaan yang tertinggi di dalam badan usaha koperasi
terletak pada
A. Pengurus
B. Anggaran dasar
C. Pemerintah
D. Rapat anggota
Kunci: D
Penjelasan:
Contoh soal di atas, pilihan jawaban C tidak homogen
dari segi materi, yang ditanyakan mengenai koperasi, sedangkan pilihan jawaban
tersebut tidak berhubungan dengan koperasi secara langsung.
Contoh soal 2
Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi
terletak pada ..
A. pengurus
B. ketua koperasi
C. penyandang dana
D. rapat anggota
Kunci: D
Setiap soal mempunyai
satu jawaban yang benar
Contoh soal 1
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kertas dan logam
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C..mengatur dan mengawasi bank
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A
Penjelasan
Pilihan jawaban yang benar untuk soal di atas lebih
dari satu yaitu A dan C.
Contoh soal yang baik
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kartal
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C. memberikan kredit pada masyarakat
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A
Pokok soal
harus dirumuskan secara jelas dan tegas
Contoh soal 1
Yang termasuk kebutuhan manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
Kunci: A
Penjelasan:
Permasalahan yang dinyatakan pada rumusan pokok soal
di atas tidak jelas, sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang
benar.
Contoh soal 2
Yang termasuk kebutuhan pokok manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
Kunci: A
Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah
jawaban
Contoh soal 1
Rotan yang diubah bentuknya di dalam industri
menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
Kunci: A
Penjelasan:
Pokok soal pada contoh soal di atas memberi petunjuk
pada pilihan jawaban yang benar, yaitu frase “yang diubah bentuknya”
Contoh soal 2
Rotan di dalam dunia industri menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
Kunci: A
Pokok soal
tidak menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda
Contoh soal 1
Semua kegiatan ekonomi tidak akan tercapai pada
tingkat kemakmuran yang memadai tanpa …
A. hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. menggunakan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
Penjelasan:
Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda (tidak - tanpa; bukan - kecuali dan sejenisnya) dapat
membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
Contoh soal 2
Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat
kemakmuran yang memadai dengan cara
A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. penggunaan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
Pilihan
jawaban yang berbentuk angka atau waktu, disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya angka atau secara kronologis.
Contoh soal 1
Tn. Amir mendepositokan uang sebesar Rp10.000.000,00
di Bank Mandiri dengan bunga 18% selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima
oleh TN. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp155.000,00
B. Rp150.000,00
C. Rp165.000,00
D. Rp160.000,00
Penjelasan:
Pilihan jawaban pada contoh soal di atas tidak
berurutan. Pilihan jawaban dalam bentuk angka yang diurutkan akan mempermudah
siswa dalam menemukan angka yang dimaksud.
Contoh soal 2
Tn. Amir mendepositokan uangnya sebesar
Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18 % selama 3 tahun. Bunga
deposito yang diterima oleh Tn. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp150.000,00
B. Rp155.000,00
C. Rp160.000,00
D. Rp165.000,00
Gambar/Grafis/Tabel
dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Contoh soal yang kurang baik.
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat kedua
termasuk …
A. gabungan koperasi
B. pusat koperasi
C. koperasi primer
D. koperasi induk
Kunci: B
Penjelasan :
Bagan tersebut tidak jelas karena tidak di lengkapi
dengan nomor tingkatan. Sebaliknya tanpa digambarkan tabel tersebut, siswa
dapat memperkirakan tingkatan ke 2 adalah koperasi primer sehingga besar
tersebut tidak berfungsi.
Contoh soal 2
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat ke dua
atau angka 4 termasuk … .
A. Gabungan koperasi
B. Pusat koperasi
C. Koperasi primer
D. Koperasi induk
Kunci: B
Butir soal jangan bergantung pada soal sebelumnya.
Contoh soal yang kurang baik.
Seorang ayah membagi sejumlah uang kepada kedua
anaknya. Anak pertama mendapatkan 60 % yaitu sebesar Rp 360.000,00. Bagian yang
diterima anak kedua adalah … .
A. Rp 540.000,00
B. Rp 480.000,00
C. Rp 450.000,00
D. Rp 240.000,00
Kunci: D
Berdasarkan soal di atas, 20 % dar jumlah uang yang
diterima anaka kedua di sumbangkan kepada yayasan yatim piatu. Jumlah yang
disumbangkan adalah … .
A. Rp 108.000,00
B. Rp 96.000,00
C. Rp 90.000,00
D. Rp 48.000,00
Kunci: D
Penjelasan:
Apabila siswa salah dalam menjawab soal pertama, maka
kemungkinan salah pula dalam menjawab soal ke 2. Dengan demikian anak dirugikan
karena akan kesalahan dalam menjawab soal sebelumnya.
Pilihan
jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu
kesatuan. Bila memungkinakan letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Contoh soal yang kurang baik.
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen
dilakukan dengan cara… .
A. menentukan harga pokok
B. menentukan harga pasar
C. menentukan harga maksimum
D. menentukan harga keseimbangan
Kunci: C
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena pada pilihan
jawaban terdapat kata/frase yang berulang-ulang. Hal ini akan menyita sebagian
waktu yang disediakan.
Contoh soal yang baik
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen
dilakukan dengan cara menentukan … .
A. harga pokok
B. harga pasar
C. harga maksimum
D. harga keseimbangan
Setiap soal menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Contoh soal yang kurang baik.
Yang sekarang berlaku Undang-undang koperasi adalah …
.
UU No. 25/1992
UU No. 15/1992
UU No. 12/1992
UU No. 7/1992
Kunci: A
Penjelasan:
Rumusan soal pada soal di atas tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
Contoh soal yang baik.
Undang-undang koperasi yang berlaku sekarang ini
adalah … .
A, UU No. 25/1992
B. UU No. 15/1992
C. UU No. 12/1992
D. UU No. 7/1992
Kunci: A
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika
soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Demikian cara membuat soal yang baik dan benar, semoga bermanfaat.....
Posted by litelinfo
Cara membuat soal yang baik dan benar
Soal nomor berapa dapat dijawab dengan benar? Soal nomor berapa yang semuanya tidak dapat
menjawab dengan benar? Apakah dua hal diatas terjadi karena soal terlalu mudah
atau soal terlalu sulit? Pertanyaan
tersebut berkaitan erat dengan aspek penilaian yang menjadi salah satu
bagian penting dalam tugas keseharian seorang pengajar. Penilaian memberikan nilai tentang kualitas sesuatu.
Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi
lebih diarahkan pada menjawab pertanyaan tentang bagaimana atau seberapa jauh
sesuatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dengan
demikan penilaian juga diartikan sepadan dengan evaluasi. Penilaian hasil
belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai
alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar itu diperoleh tanpa
menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur
non tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
Tes akan berarti
apabila tes tersebut terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan penting
dan mewakili ranah pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan secara representatif. Oleh karenanya,
perencanaan dalam pengujian memegang peranan yang penting. Tanpa perencanaan
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan tes tersebut dapat menjadi sia-sia,
bahkan mungkin akan mengganggu proses pencapaian tujuan.
Setidaknya ada 6
(enam) hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tes:
1. Pengambilan
sampel dan pemilihan butir soal Pemilihan butir soal dilakukan berdasarkan
pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya
dengan perannya dalam bidang studi tersebut secara keseluruhan. Biasanya bidang
studi dibagi menjadi beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tidak ada
batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, namun
hendaknya jumlah butir soal sebanding dengan luas dan pentingnya pokok
bahsan/sub pokok bahasan tersebut.
2. Tipe tes yang
akan digunakan Ada 3 macam tes yang biasa digunakan, yaitu:
(1) esei,
(2) objektif, dan
(3) problem
matematik.
Anggapan yang
muncul terkait bahwa suatu tipe tes lebih baik daripada tipe tes lainnya dalam
mengukur ranah kognitif tertentu adalah sutau kesalahpahaman. Soal esei yang
baik akan dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat diukur
oleh soal obyektif yang baik, demikian juga sebaliknya. Pemilihan tipe tes yang
akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia
pada penyusun tes daripada kemampuan peserta tes atau aspek yang ingin diukur.
3. Aspek yang akan
diuji Ada enam tingkatan kemampuan yang ingin diuji, yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau yang lazim diberi
simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Mengingat bahwa hasil tes saat ini lebih
berorientasi pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, maka jumlah soal yang
mewakili tiga level pertama diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah soal
untuk tiga level berikutnya yang bersifat pengembangan lebih lanjut.
4. Format butir
soal
Ada berbagai
format untuk tes objektif maupun esei.
a. Tes objektif:
(1) benar salah
(true false),
(2) menjodohkan
(matching), dan
(3) pilihan ganda
(multiple choice)
b. Tes esei:
(1) pertanyaan
uraian terbuka dan uraian tertutup,
(2) jawaban
singkat (short answer), dan
(3) isian
(completion/fill in)
Perbedaan antara
format butir soal tersebut tidak terletak pada efektivitasnya mengukur level
kemampuan, tetapi lebih banyak pada aspek penerkaannya (dalam hal peserta tes
kurang menguasai materi yang diteskan). 3 5. Jumlah butir soal Jumlah butir
soal berhubungan dengan reliabilitas tes dan representasi isi bidang studi yang
diteskan; semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan
semakin tinggi reliabilitasnya.
Dari segi jumlah,
tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan
jumlah butir soal yang lebih banyak. Jumlah butir soal harus direncanakan:
(a) jumlah keseluruhan,
(b) jumlah untuk
setiap pokok bahasan/topik,
(c) jumlah untuk
setiap format,
(d) jumlah untuk
setiap kategori tingkat kesulitan,
(e) jumlah untuk
setiap aspek pada ranah kognitif. Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal
adalah waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas yang dituntut dalam
tes, serta waktu ujian diadakan.
6. Distribusi
tingkat kesukaran butir soal Tes yang terbaik adalah tes yang mampu membedakan
antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Salah satunya
diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik sekitar 0,50. Selain itu,
tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes (untuk seleksi,
diagnostik,formatif, sumatif). Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki
tingkat kesukaran rendah hendaknya diletakkan di awal tes, sedangkan soal
dengan tingkat kesukaran tinggi pada akhir tes. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan notivasi agar peserta tes lebih terdorong untuk mengerjakan seluruh
butir soal.
Selain dari
poin-poin yang disebutkan di atas, dalam perencanaan tes, kita juga memerlukan
beberapa pertimbangan lain:
(1) apakah akan
menggunakan open book atau closed book,
(2) apakah
frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,
(3) apakah
pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak, dan
(4) bagaimana mode
penyajian tes. Hal-hal yang harus diperhatikan secara umum dalam pengembangan
tes :
1. Kinerja yang
akan diukur merupakan aktivitas yang berharga
2. Penilaian
kinerja bermanfaat sebagai pengalaman berharga
3. Pernyataan
tujuan dan sasaran harus jelas dan berhubungan dengan keluaran yang terukur
dari kinerja
4. Penilaian tidak
mengukur variable eksogen dan yang tidak diinginkan
5. Gunakan bahasa
yang tepat, tidak sensitif dan dapat diterima oleh segala pihak.
6. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang memiliki dualisme respon.
7. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang multirespon
8. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengharuskan peserta tes merecall kembali
pengetahuannya yang sudah lama.
9. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan jawaban
10. Hindari
pertanyaan atau pernyataan yang mengarahkan lepada munculnya perpecahan atau
konflik 11. Usahakan panjang kalimat tidak lebih dari 20 kata atau satu baris
(Horst, 1968, Oppenheim, 1986 via Uma Sekaran, 1992)
12. Berikanlah
pengantar tes atau petunjuk pengerjaan tes
13. Setiap item
hanya memiliki satu skill yang akan diukur
14. Konsultasikan
dengan pakar bahasa dan ilmu terkait untuk meyakinkan bahwa bahasa yang
digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.
PENGEMBANGAN TES
OBJEKTIF
Dalam rangka
pembahasan tentang Analisis Iteman ini, maka jenis soal yang akan kita bahas
lebih lanjut adalah soal objektif. Soal objektif adalah butir soal yang telah
mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta
tes. Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah
disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban dapat dilakukan secara
objektif oleh pemeriksa.
Pemeriksaan ini
dapat dilakukan, baik oleh secara langsung oleh manusia maupun dengan
memanfaatkan teknologi terbaru, yaitu mesin scanner. Secara umum, soal tes
objektif dibedakan menjadi:
1. Tipe
benar-salah (true false item)
2. Tipe
menjodohkan (matching)
3. Tipe pilihan
ganda (multiple choice) Pilihan ganda
biasaØ Pilihan ganda analisis
hubungan antar halØ
Pilihan ganda analisis kasusØ Pilihan ganda kompleksØ Pilihan gandaØ yang menggunakan diagram, grafik, tabel dan gambar.
PENGEMBANGAN TES
BENAR SALAH (TRUE FALSE ITEM)
a) Pengertian
Butir soal benar salah adalah butir soal yang terdiri dari pernyataan yang
disertai alternatif jawaban, yaitu menyatakan apakah jawaban itu benar/salah,
setuju/tidak setujuu, baik/tidak baik, atau alternatif jawaban lain yang
bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.
b) Tes model ini
cocok untuk Pemahaman pada level
pengetahuan, Mengevaluasi pemahaman
siswa tentang miskonsepsi yang umum, Konsep dengan dua respon logis
c) Keunggulan
§ Mudah dikonstruksi
§ Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok
bahasan
§ Mudah diskor
§ Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil
belajar langsung terutama yang
§ berkaitan
dengan ingatan. Digunakan untuk mengetes
reaksi sebab akibat, atau miskonsepsi yang terjadi.
§ Siswa dapat menjawab 3 – 4 soal per menit
d)
Keterbatasan Mendorong peserta untuk
menebak jawaban. Siswa memiliki kemungkinan
§ menjawab
benar atau salah 50% dengan cara menebak
Sulit mengembangkan soal yang betul-betul objektif
§ Pernyataan yang ambigu mengakibatkan
kesulitan dalam menjawab dan
§
menilai Meminta respon peserta yang
berbentuk penilaian absolute
§ Terlalu menekankan pada ingatan
§ Soal terlalu mudah sehingga siswa kadang
hanya menebak jawaban walaupun
§ tidak
memahami isinya Sulit membedakan siswa
yang memahami materi dengan yang tidak
§ memahami
materi Membutuhkan banyak item untuk
mendapatkan reliabilitas yang tinggi
e) Tips menulis
butir soal benar salah Setiap butir soal
harus menguji/mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna,
tidak menanyakan yang remeh/trivial. 6 Setiap
butir soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya pengukuran terhadap daya
ingat Kunci jawaban yang ditentukan
haruslah benar Butir soal yang baik
haruslah jelas jawabannya bagi seorang peserta tes yang belajar dan jawaban
yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak
belajar dengan baik. Pernyataan dalam
butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Rumusannya tidak meragukan
sehingga dapat dinyatakan 100% benar atau 100% salah Diskusikan dengan pakar yang relavan (bahasa
dan ilmu yang diteskan) untuk meyakinkan bahwa sisi bahasa dan kebenaran soal
dan jawaban meyakinkan. f) Pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu soal Jumlah butir soal yang kuncinya S (salah)
sebaiknya lebih banyak dripada butir soal yang kunci jawabannya B (benar). Susunlah kalimat soal sedemikian rupa
sehingga logika sederhana akan cenderung mengarah ke jawaban yang salah. Susunlah jawaban yang salah sesuai dengan
anggapan umum yang salah tentang suatu kenyataan. Pernyataan yang menggunakan kata “semua,
selalu, tidak pernah“ cenderung untuk memiiki kunci jawaban S (salah),
sedangkan kata “kadang-kadang, seringkali“ cenderung untuk memiliki kunci
jawaban B (benar). Pergunakan rujukan
untuk beberapa buah soal, misalnya dengan menggunakan teks atau gambar sebagai
rujukan untuk senarai butir soal. Jangan
membuat soal dengan pernyataan negatif yang dapat mengakibatkan interpretasi
yang membingungkan. Misalnya Lucas Pacioli sebenarnya bukan tokoh dalam ilmu
akuntansi. B / S Gunakan kata-kata pasti
atau angka pasti misalnya 100, 1000, 20%, setengahnya, jangan gunakan kata-kata
kualitatif yang meragukan misalnya muda, banyak, sedikit, kecil, besar, dan
sebagainya. Hindari kecenderungan
penggunaan pernyataan dijawab benar (B) bila panjang dan dijawab salah (S) bila
pendek.
PENGEMBANGAN TIPE TES MENJODOHKAN (MATCHING)
a) Pengertian
Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom; kolom pertama merupakan
pokok soal (premis), sedangkan kolom kedua merupakan kolom jawaban. Tugas
peserta tes adalah menjodohkan pernyataan di bawah kolom premis dengan
pernyataan yang ada di kolom jawaban. b) Keunggulan Baik untuk menguji hasil belajar yang
berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan. Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal
baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung. Mudah dikonstruksi. Dapat meliputi seluruh bidang studi yang
diujikan. Mudah diskor. c) Keterbatasan
Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan. Untuk menghindari kelemahan
ini, maka konstruksi soal butir ini harus disiapkan secara hati-hati. d)
Konstruksi soal menjodohkan Pernyataan
di bawah kolom pertama dan di bawah kolom kedua, masingmasing haruslah terdiri
dari kelompok yang homogen. Pernyataan
di bawah kolom kedua harus lebih banyak dari pernyataan dibawah kelompok
pertama.
PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE ITEM)
a) Pengertian
Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternatif jawabannya lebih
dari dua, biasanya berkisar antara 4 atau 5 alternatif jawaban. Ada dua bagian
dalam tiap butir soal, yaitu bagian pernyataan/pertanyaan dan bagian
pilihan/alternatif jawaban.
b) Tes model ini
cocok untuk : Level aplikasi, sintesis, analisis, dan evaluasi
c) Jenis
pertanyaan atau pernyataan : Jawablah dengan benar Lengkapilah kalimat 8
Pilihlah jawaban paling tepat
d) Keunggulan
Dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur setiap level tujuan
instruksional, mulai yang paling sederhana sampai paling kompleks. Dapat
menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak sehingga penarikan sampel pokok
bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas dan dapat mencakup hampir seluruh
cakupan bidang studi. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dilakukan secara
objektif. Tipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan
peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran secara sekaligus.
Jumlah opsi jawaban yang disediakan lebih dari dua (empat atau lima) sehingga
mengurangi kesempatan bagi peserta tes untuk menebak. Memungkinkan dilakukannya
analisis butir soal secara baik dengan melakukan uji coba terlebih dahulu.
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diberikan lebih bervariasi
terutama bila butir soal memiliki homogenitas yang tinggi. Lebih fleksibel
digunakan untuk menilai hasil belajar: kemampuan, aplikasi, analisis, sÃntesis,
dan evaluasi. Siswa minimum menulis.
e) Keterbatasan
Sulit mengkonstruk item tes yang baik.
Terdapat
kecenderungan butir soal hanya menguji/mengukur aspek ingatan. Sulit membuat
pengecoh atau alternative jawaban yang baik. Waktu lebih banyak dibutuhkan
apabila opsi semakin banyak Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat
soal pilihan ganda Opsi yang ditampilkan secara otomatis dapat mengurangi
jumlah soal yang dapat dibuat. Semakin terbiasa seseorang dengan tes tipe
pilihan ganda semakin besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang lebih
baik.
f) Tips menulis
tes pilihan ganda Setiap item memiliki satu aspek kemampuan yang akan diukur
Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal. 9 Hindari
pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan. Hindari rumusan kata yang
berlebihan Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata
atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di
tengah-tengah kalimat. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana.
Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau berlebihan.
Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang
benar. Usahakan jawaban yang benar dan pengecoh dibuat mirip baik dari sisi
gramatikal maupun konsep teorinya. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar
selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah. Hindari adanya
petunjuk/indikator pada jawaban yang benar. Hindari menggunakan pilihan yang
berbunyi ”semua yang benar di atas benar” atau ”tidak satupun yang di atas
benar” Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan. Pokok soal diusahakan tidak
menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu. Pokok soal
sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif. Jika terpaksa
menggunakan pernyataan negatif, maka kata negatif tersebut sebaiknya
digarisbawahi/ditulis tebal. Hindari menggunakan pernyataan atau pertanyaan
double negatives. Misalnya “tidak tidak setuju” Tempatkan pilihan jawaban benar
secara random. (hindari jawaban A yang biasanya lebih sering daripada jawaban
lain) Usahakan setiap item tes tidak saling tergantung atau berhubungan dengan
item tes lain. Buatlah setiap alternatif jawaban pada baris berbeda, dengan
spasi atau gunakan huruf atau angka untuk memilah setiap alternatif jawaban.
Konsultasikan dengan pakar bahasa dan ilmu yang terkait untuk meyakinkan bahwa
bahasa yang digunakan, soal, dan jawaban benar-benar meyakinkan.
Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) atau Pedoman
Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG) dilihat dari Aspek Konstruksi
Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator:
Siswa dapat menunjukkan bentuk
badan usaha sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
Contoh 1
Badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi
adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci : D
Penjelasan:
Contoh soal di atas tidak sesuai dengan indikator
karena pada contoh yang ditanyakan tentang bentuk badan usaha yang sesuai
dengan demokrasi ekonomi, sedangkan indikator menuntut soal tentang bentuk
badan usaha yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1.
Contoh sesuai dengan indikator.
Bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan UUD 1945
pasal 33 ayat 1 adalah … .
A. Badan Usaha Milik Negara
B. Badan Usaha Swasta
C. Badan Usaha Perseorangan
D. Badan Usaha Koperasi
Kunci: D
Pilihan
jawaban harus homogen dan logis
Contoh soal 1
Kekuasaan yang tertinggi di dalam badan usaha koperasi
terletak pada
A. Pengurus
B. Anggaran dasar
C. Pemerintah
D. Rapat anggota
Kunci: D
Penjelasan:
Contoh soal di atas, pilihan jawaban C tidak homogen
dari segi materi, yang ditanyakan mengenai koperasi, sedangkan pilihan jawaban
tersebut tidak berhubungan dengan koperasi secara langsung.
Contoh soal 2
Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi
terletak pada ..
A. pengurus
B. ketua koperasi
C. penyandang dana
D. rapat anggota
Kunci: D
Setiap soal mempunyai
satu jawaban yang benar
Contoh soal 1
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kertas dan logam
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C..mengatur dan mengawasi bank
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A
Penjelasan
Pilihan jawaban yang benar untuk soal di atas lebih
dari satu yaitu A dan C.
Contoh soal yang baik
Salah satu tugas pokok Bank Sentral adalah … .
A. mencetak dan mengedarkan uang kartal
B. menerbitkan surat pengakuan hutang
C. memberikan kredit pada masyarakat
D. menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Kunci: A
Pokok soal
harus dirumuskan secara jelas dan tegas
Contoh soal 1
Yang termasuk kebutuhan manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
Kunci: A
Penjelasan:
Permasalahan yang dinyatakan pada rumusan pokok soal
di atas tidak jelas, sehingga membingungkan siswa dalam menentukan jawaban yang
benar.
Contoh soal 2
Yang termasuk kebutuhan pokok manusia adalah … .
A. pakaian
B. buku
C. televisi
D. sepeda
Kunci: A
Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah
jawaban
Contoh soal 1
Rotan yang diubah bentuknya di dalam industri
menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
Kunci: A
Penjelasan:
Pokok soal pada contoh soal di atas memberi petunjuk
pada pilihan jawaban yang benar, yaitu frase “yang diubah bentuknya”
Contoh soal 2
Rotan di dalam dunia industri menciptakan kegunaan … .
A. bentuk
B. waktu
C. tempat
D. milik
Kunci: A
Pokok soal
tidak menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda
Contoh soal 1
Semua kegiatan ekonomi tidak akan tercapai pada
tingkat kemakmuran yang memadai tanpa …
A. hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. menggunakan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
Penjelasan:
Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda (tidak - tanpa; bukan - kecuali dan sejenisnya) dapat
membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
Contoh soal 2
Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat
kemakmuran yang memadai dengan cara
A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran
B. perhitungan biaya produksi
C. penggunaan prinsip ekonomi
D. melakukan tindakan ekonomi
Kunci: C
Pilihan
jawaban yang berbentuk angka atau waktu, disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya angka atau secara kronologis.
Contoh soal 1
Tn. Amir mendepositokan uang sebesar Rp10.000.000,00
di Bank Mandiri dengan bunga 18% selama 3 tahun. Bunga deposito yang diterima
oleh TN. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp155.000,00
B. Rp150.000,00
C. Rp165.000,00
D. Rp160.000,00
Penjelasan:
Pilihan jawaban pada contoh soal di atas tidak
berurutan. Pilihan jawaban dalam bentuk angka yang diurutkan akan mempermudah
siswa dalam menemukan angka yang dimaksud.
Contoh soal 2
Tn. Amir mendepositokan uangnya sebesar
Rp10.000.000,00 di Bank Mandiri dengan bunga 18 % selama 3 tahun. Bunga
deposito yang diterima oleh Tn. Amir tiap-tiap bulan adalah … .
A. Rp150.000,00
B. Rp155.000,00
C. Rp160.000,00
D. Rp165.000,00
Gambar/Grafis/Tabel
dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Contoh soal yang kurang baik.
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat kedua
termasuk …
A. gabungan koperasi
B. pusat koperasi
C. koperasi primer
D. koperasi induk
Kunci: B
Penjelasan :
Bagan tersebut tidak jelas karena tidak di lengkapi
dengan nomor tingkatan. Sebaliknya tanpa digambarkan tabel tersebut, siswa
dapat memperkirakan tingkatan ke 2 adalah koperasi primer sehingga besar
tersebut tidak berfungsi.
Contoh soal 2
Dari bagan organisasi koperasi di atas, tingkat ke dua
atau angka 4 termasuk … .
A. Gabungan koperasi
B. Pusat koperasi
C. Koperasi primer
D. Koperasi induk
Kunci: B
Butir soal jangan bergantung pada soal sebelumnya.
Contoh soal yang kurang baik.
Seorang ayah membagi sejumlah uang kepada kedua
anaknya. Anak pertama mendapatkan 60 % yaitu sebesar Rp 360.000,00. Bagian yang
diterima anak kedua adalah … .
A. Rp 540.000,00
B. Rp 480.000,00
C. Rp 450.000,00
D. Rp 240.000,00
Kunci: D
Berdasarkan soal di atas, 20 % dar jumlah uang yang
diterima anaka kedua di sumbangkan kepada yayasan yatim piatu. Jumlah yang
disumbangkan adalah … .
A. Rp 108.000,00
B. Rp 96.000,00
C. Rp 90.000,00
D. Rp 48.000,00
Kunci: D
Penjelasan:
Apabila siswa salah dalam menjawab soal pertama, maka
kemungkinan salah pula dalam menjawab soal ke 2. Dengan demikian anak dirugikan
karena akan kesalahan dalam menjawab soal sebelumnya.
Pilihan
jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu
kesatuan. Bila memungkinakan letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Contoh soal yang kurang baik.
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen
dilakukan dengan cara… .
A. menentukan harga pokok
B. menentukan harga pasar
C. menentukan harga maksimum
D. menentukan harga keseimbangan
Kunci: C
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena pada pilihan
jawaban terdapat kata/frase yang berulang-ulang. Hal ini akan menyita sebagian
waktu yang disediakan.
Contoh soal yang baik
Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen
dilakukan dengan cara menentukan … .
A. harga pokok
B. harga pasar
C. harga maksimum
D. harga keseimbangan
Setiap soal menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Contoh soal yang kurang baik.
Yang sekarang berlaku Undang-undang koperasi adalah …
.
UU No. 25/1992
UU No. 15/1992
UU No. 12/1992
UU No. 7/1992
Kunci: A
Penjelasan:
Rumusan soal pada soal di atas tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
Contoh soal yang baik.
Undang-undang koperasi yang berlaku sekarang ini
adalah … .
A, UU No. 25/1992
B. UU No. 15/1992
C. UU No. 12/1992
D. UU No. 7/1992
Kunci: A
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika
soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Demikian cara membuat soal yang baik dan benar, semoga bermanfaat.....