Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky
Posted by litelinfo
on
Ratumanan (2004:45) mengemukakan bahwa karya
Vygotsky didasarkan pada dua ide utama. Pertama, perkembangan intelektual dapat
dipahami hanya bila ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman anak.
Kedua, perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat mengacu pada
simbol-simbol yang diciptakan oleh budaya untuk membantu orang berfikir,
berkomunikasi dan memecahkan masalah, dengan demikian perkembangan kognitif
anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar menggunakan
sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses berfikir diri sendiri.
Menurut Slavin (Ratumanan, 2004:49)
ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pendidikan. Pertama,
dikehendakinya setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar
kelompok-kelompok siswa dengan kemampuan yang berbeda, sehingga siswa dapat
berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan
strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam daerah pengembangan
terdekat/proksimal masing-masing. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran
menekankan perancahan (scaffolding). Dengan scaffolding, semakin lama siswa
semakin dapat mengambil tanggungjawab untuk pembelajarannya sendiri.
a. Pengelolaan
pembelajaran
Interaksi sosial individu dengan
lingkungannya sengat mempengaruhi perkembanganbelajar seseorang, sehingga
perkemkembangan sifat-sifat dan jenis manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur
tersebut. Menurut Vygotsky dalam Slavin (2000), peserta didik melaksanakan
aktivitas belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sejawat yang
mempunyai kemampuan lebih. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru
dan memperkaya perkembangan intelektual peserta didik.
b. Pemberian bimbingan
Menurut Vygotsky, tujuan belajar akan
tercapai dengan belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi
tugas-tugas tersebut masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka
(Wersch,1985), yaitu tugas-tugas yang terletak di atas peringkat perkembangannya.
Menurut Vygotsky, pada saat peserta didik melaksanakan aktivitas di dalam
daerah perkembangan terdekat mereka, tugas yang tidak dapat diselesaikan
sendiri akan dapat mereka selesaikan dengan bimbingan atau bantuan orang lain.
Implikasi Konstruktivisme dalam
Pembelajaran
Adapun implikasi dari teori belajar
konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi, 1999: 63) adalah sebagai
berikut:
(1) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah
menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
(2) kurikulum dirancang
sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan
keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan
memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
(3) peserta didik
diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
peserta didik.
Dikatakan juga bahwa pembelajaran yang
memenuhi metode konstruktivis hendaknya memenuhi beberapa prinsip, yaitu:
a)
menyediakan pengalaman belajar yang menjadikan peserta didik dapat melakukan
konstruksi pengetahuan;
b) pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada
kehidupan nyata;
c) pembelajaran dilakukan dengan mengkaitkan kepada kenyataan
yang sesuai;
d) memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran;
e)
pembelajaran dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada kehidupan social peserta
didik;
f) pembelajaran menggunakan barbagia sarana;
g) melibatkan peringkat
emosional peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan peserta didik (Knuth
& Cunningham,1996).
Tagged as: Teori Belajar
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts